Kukatakan pada cintaku bahwa cinta adalah perpaduan dari semuanya. Ada benci, ada dendam, ada marah, ada sayang, ada rindu, ada kasihan. Pokoknya ada semuanya deh.

Dia heran "Kok?" komentarnya.

"Pernahkah Kamu marah sama saya?" tanyaku
"Pernah"
"Pernahkah membenciku?"
"Pernah"
"Pernahkah dendam kepadaku?"
"Pernah"
"Pernahkah merasa bosan kepadaku?"
"Pernah"
"Pernahkah ini dan itu?"
"Pernah"
"Terus?!... apakah beci itu sekarang masih ada?"
"tidak"
"apakah bosan itu saat ini masih bercokol?"
"Tidak"
"Adakah marah itu masih bergolak?"
"Juga tidak"
"Kemana?"
"Tak tahu, semua sudah terlupakan"
"Percaya, kalau semua itu suatu saat akan muncul kembali"
"Percaya"
"Dan kemudian akan hilang lagi"
"Percaya"
"Itulah cinta"
"Orang yang hanya meresakan sayang, senang, rindu dan tidak pernah merasakan benci, marah, dan sebagainya, maka ia cenderung musyrik, karena cinta yang demikian hanya hak Allah dan Rasulnya saja. Bahkan biasanya cintanyapun cenderung palsu dan penuh kepura - puraan.
Wallahu a'lam