Tahukah kau bahwa ku menginginkan-mu?
Walau sekali lagi ku tahu bahwa tak mungkin bagiku mendekap-mu?
Walu ingin-ku Sentuh diri-mu?
Sadarkah kau bahwa selama ini lamunan bayangan dan (harapan-q)
pada awalnya hanya tertuju pada-mu?

Bukan.....Bukan...kutak-ingin-kan mu sebagai pagutan jiwaku
Dan bukan Pula guratan nadi dalam tubuhku
Bukan juga ku-tak meng-ingin-kanmu sebagai sampah dalam relung kalbuku?

Ku-ingin-kan mu sebagai seseorang yang ada di sampingku,
yang mau ber-keluh kesah dan tertawa di samping-ku.
Ku-ingin-kan mu sebagai jiwa yang mau berbicara dan
ber-dekatan lebih dalam....sekali lagi bukan untuk berpagutan.

Kau terlalu-bagiku....ku tak-kan mampu menggenggam tanganmu,...
atau mungkin bahkan menyentuh jiwa-mu...
Kau terlalu-bagiku...

Ku-fana-kan kehadiranmu....ku-anggap semua-tak pernah terjadi....
Ku-abaikan ke-absolutan lakon-mu,
ke-aku an yang begitu nyata...yang kadang bahkan membuat-ku tak kenal-mu

walau jujur kukatakan pernah sekali ku ingin menangis disamping-mu
ingin sekali meminta pendapat-mu tentang hidupku....
ingin sekali tertawa disamping-mu....

Ingin ku dengar kau katakan perasaan-mu hari ini
bagaimana hari-mu, lingkungan-mu dan impian-mu.
Ingin ku dengar suara tawa-mu dan ingin ku usap peluh mata-mu,
dan memaknai setiap pejuh keringat-mu....

Ingatkah-kau..pernah kukatakan padamu bahwa ku-mencintai-mu??
Ingat-kah kau saat kukatakan ku-kagum pada-mu??
Dan Sekali lagi kukatakan bahwa ku-tak kenal diri-mu?

Ah...semua-nya hanya banyolan laku seorang fana....ah...

biarlah, hanya aku yang tahu semuan-ya
biarlah, hanya aku yang tak pernah mampu menggapaimu
yang tak pernah mampu merengkuh-mu dari singgasana hebat-mu
biarlah, ini semua hanya jadi catatan hidupku

yang kesemuan-ya mungkin akan membuatku tetap hidup
atau bahkan merengkuh jiwaku ke dalam lamunan tentang-mu?...